Permintaan Cokelat

Pulang sekolah, si bungsu minta sesuatu, sesuatu yang sederhana, teramata sederhana sebenarnya.  Yaitu susu cokelat dalam plastik seperti yang biasa di beli di warung dan suka begitu prosedurnya kalau dibawa beli terus pulang.

Akhirnya, daripada beli diwarung, mending bikin sendiri saja kan, dan ternyata sedikit ribet mengikuti permintaan seorang anak kecil.

“Ntar beli coklatnya, trus bikin dirumah ya?” Saya berusaha membujuk.
“Nggak mau, maunya beli disitu..”
“Sama aja kok, ntar dibikinin di rumah..”
“Nggakmau pake gelas, maunya pake plastik !” Keukeuh dianya.
“Iya pake plastik deh” Sembari gitu saya minta plastik gula ke tukang warung, sekalian beli yang lain-lain, plastiknya anggap aja bonus.

“Nih,udah dapet plastiknya..”
“Trus, sedotannya mana ?”
Ebuset, iya juga, biasanya kan pake sedotan kalo yang jualan.
“Iya ntar nyari sedotannya” Sambil mikir ntar nyari sedotan dimana, diwarung yang tadi nggak ada yang jual kebetulan.

Kebetulan, di tengah jalan teringat stok air galon yang habis, gimana juga bikin coklat tanpa ada airnya *hedeh* maka singgahlah di warung yang menjualnya. Pucuk dicinta, sedotan ada, eh ada dijual, cuma limaratus perak pula sebungkusnya.

Akhirnya bikin susu coklat dalam plastik seperti permintaan sang tuan puteri, bayangin aja coklat yang seharusnya pas buat segelas, dibikin dalam plastik ukuran dua kilo *tadi dikasih plastik buat mbungkus telor :euy*

Jadi akhirnya dibikinlah sesuai permintaan, dan masih pula diprotes.
“Biasanya di warung, bikinnya, ngaduk coklatnya nggak gitu, ” Sambil mencontohkan plastik berisi coklat yang digoyang-goyang pake tangan satunya di bagian pantat plastiknya *kebayang nggak gimana caranya ?*

Kesimpulan yang bisa diambil adalah :

*Membuat susu coklat dalam plasik itu ternyata tak sesederhana kelihatannya
*Kemauan anak kecil itu kadang terlihat ajaib, padahal tidak
*Akibat susu coklat dalam plastik, jadi punya stok sedotan banyak
*Dapet tips baru cara mengaduk susu coklat dalam plastik yang baik dan aneh
*Tidak ada plastik yang teraniaya dalam adegan di atas.

One Response to “Permintaan Cokelat”

  1. Mput | @Kopilovie Says:

    “plastik berisi coklat yang digoyang-goyang pake tangan satunya di bagian pantat plastiknya…”

    Iya, biasanya ibu warung begini kalau buat minuman yang dibungkus, nggak cuma susu cokelat, aku kalau beli kopi atau nutrisari juga gini. Anehnya, rasanya jadi lebih enak ketimbang yang diaduk pakai sendok (sudah membandingkan 2 warung, yang pertama aduk dengan sendok, yang kedua dengan cara barbar ini)

    (((cara barbar)))

    Prinsipnya mungkin seperti indomie warkop lebih enak ketimbang indomie masak sendiri meski bahannya kurang lebih sama saja.

Leave a reply to Mput | @Kopilovie Cancel reply